This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

@bangkuta socius

Selasa, 19 Maret 2013

aswan picture








Rabu, 13 Maret 2013

Stres

Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.[1] Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat. (ref:edy64).

Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil.[2] Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka. [2].

Stres bisa positif dan bisa negatif.[2] Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan.[3] Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
Sumber-sumber potensi stres
[sunting]
Faktor lingkungan

Selain memengaruhi desain struktur sebuah organisasi, ketidakpastian lingkungan juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi.[2] Perubahan dalam siklus bisnis menciptakan ketidakpastian ekonomi, misalnya, ketika kelangsungan pekerjaan terancam maka seseorang mulai khawatir ekonomi akan memburuk.[2]
[sunting]
Faktor organisasi

Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. [4] Tekanan untuk menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak menyenangkan adalah beberapa di antaranya.[2] Hal ini dapat mengelompokkan faktor-faktor ini menjadi tuntutan tugas, peran, dan antarpribadi.[4]

Tuntutan tugas adalah faktor yang terkait dengan pekerjaan seseorang.[4] Tuntutan tersebut meliputi desain pekerjaan individual, kondisi kerja, dan tata letak fisik pekerjaan.[4] Sebagai contoh, bekerja di ruangan yang terlalu sesak atau di lokasi yang selalu terganggu oleh suara bising dapat meningkatkan kecemasan dan stres.[5] Dengan semakin pentingnya layanan pelanggan, pekerjaan yang menuntut faktor emosional bisa menjadi sumber stres.[5]

Tuntutan peran berkaitan dengan tekanan yang diberikan kepada seseorang sebagai fungsi dari peran tertentu yang dimainkannya dalam organisasi.[4] Konflik peran menciptakan ekspektasi yang mungkin sulit untuk diselesaikan atau dipenuhi.[4]

Tuntutan antarpribadi adalah tekanan yang diciptakan oleh karyawan.[4] Tidak adanya dukungan dari kolega dan hubungan antarpribadi yang buruk dapat meyebabkan stres, terutama di antara para karyawan yang memiliki kebutuhan sosial yang tinggi.[4]
[sunting]
Faktor pribadi

Faktor-faktor pribadi terdiri dari masalah keluarga, masalah ekonomi pribadi, serta kepribadian dan karakter yang melekat dalam diri seseorang.[2]

Survei nasional secara konsisten menunjukkan bahwa orang sangat mementingkan hubungan keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh masalah hubungan yang menciptakan stres.[6]

Masalah ekonomi karena pola hidup yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan.[2] Studi terhadap tiga organisasi yang berbeda menunjukkan bahwa gejala-gejala stres yang dilaporkan sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians dari berbagai gejala stres yang dilaporkan sembilan bulan kemudian.[7] Hal ini membawa para peneliti pada kesimpulan bahwa sebagian orang memiliki kecenderungan kecenderungan inheren untuk mengaksentuasi aspek-aspek negatif dunia secara umum.[7] Jika kesimpulan ini benar, faktor individual yang secara signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar seseorang.[7] Artinya, gejala stres yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari kepribadian orang itu.[7]
[sunting]
Akibat Stres

Merokok berkaitan dengan gejala stres

Stres menampakkan diri dengan berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya.[8] Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.[8]

Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis.[8] Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.[8]

Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dpat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan.[9] Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres.[9] Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.[9]

Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.[10] Ada banyak riset yang menyelidiki hubungan stres-kinerja.[10] Pola yang paling banyak dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik.[10] Logika yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai menengah merangsang tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi.[10] Pola U-terbalik ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan terhadap perubahan dalam intensitas stres

Senin, 05 November 2012

1.Pengertian Organisasi dan Unsur-unsurnya




Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan (Indriyo Gitosudarmo, 1997).
Dari sini dapat dikatakan atau ditunjukkan bahwa organisasi memiliki unsur-unsur.

Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:
1). Sistem.
Bahwa organisasi adalah kumpulan dari sub-sub system.

2). Pola Aktivitas
Bahwa didalamnya ada aktivitas-aktivitas yang dilakukan orang yang dilaksanakan secara relative teratur dan cenderung berulang.

3). Sekelompok Orang.
Organisasi adalah kumpulan orang-orang.

4). Tujuan.

Setiap organisasi didirikan adalah untuk mencapai suatu tujuan.
Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen mendefinisikan organisasi sebagai
kumpulan orang yang mengadakan pembagian pekerjaan yang dikoordinasikan untuk mencapai
tujuan bersama. Dalam pengertian ini mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

1). Tujuan yang disepakati oleh anggota-anggota organisasi. Tujuan ini menjadi “jiwa” organisasi.

2). Proses yang mengubah masukan/sumber daya yang dimiliki menjadi keluaran/hasil sebagaimana diinginkan.

3). Pembagian pekerjaan di antara anggota. Termasuk di sini adalah pembagian tugas dan wewenang secara horizontal maupun vertical.

4). Kerjasama dan koordinasi supaya pembagian pekerjaan menjadi efektif dan efisien. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat terlepas dari organisasi. Setiap hari kita berhubungan dan terlibat dengan organisasi dan hidup kita dipengaruhi dan mempengaruhi organisasi dalam derajat yang berbeda-beda. Secara sadar kita terlibat dalam organisasi sebagai siswa, karyawan, anggota gereja, warga negara dll.
Organisasi dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok individu yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Definisi yang lain menyatakan organisasi sebagai kesatuan yang memungkinkan masyarakat mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan. Dari dua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi dibentuk ‘by design’ untuk melayani kebutuhan manusia yang tidak dapat dicapai secara individu. Organisasi lebih dari sekedar alat untuk menyediakan barang dan jasa tetapi juga menyediakan lingkungan di mana sebagian besar dari kita menghabiskan kehidupan.
Sebuah studi tentang organisasi (termasuk oganisasi misi) terdiri dari individu, kelompok individu, struktur dan proses organisasi. Gibson, Ivancevich,dan Donnelly menggambarkan
model organisasi sbb:

Perilaku di dalam organisasi: Individu Perilaku dan perbedaan individu Teori motivasi dan aplikasinya Imbalan, hukuman, dan disiplin Stress dan individu
Perilaku dalam organisasi: kelompok dan pengaruh antar pribadi
Perilaku kelompok Perilaku antar-kelompok dan penanganan
Konflik Kekuasaan dan politik Kepemimpinan Struktur organisasi, Desain organisasi, Desain pekerjaan
Proses organisasi, Komunikasi Pengambilan keputusan, Evaluasi prestasi kerja Sosialisasi/karier
Semua komponen dari model organisasi di atas menunjukkan bahwa setiap perubahan variabel dapat mempengaruhi perilaku organisasi dan perilaku individu. Setiap perubahan pimpinan, perubahan struktur dan proses organisasi dll pasti mempunyai pengaruh dalam perilaku organisasi. Sebuah organisasi yang baik mempunyai visi dan misi yang jelas. Visi dan misi ini berfungsi sebagai dasar acuan organisasi untuk mencapai tujuan. Model organisasi di atas dibangun dengan dasar visi dan misi organisasi.
Organisasi merupakan wadah atau tempat persekutuan dua orang atau lebih manusia yang melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan. Orang mendirikan organisasi karena, banyak alasan antara lain karena organisasi dapat melakukan suatu kegiatan yang tidak mungkin dilakukan seorang diri. Organisasi sangat penting dalam kehidupan masyarakat, karena dapat memberikan berbagai keuntungan maupun dapat memberikan kemudahan dalam pencapaian tujuan secara efektif dan efesien. Disamping organisasi dipandang sebagai wadah, organisasi juga dapat dipandang sebagai proses manusia untuk berinteraksi dan bereaksi melakukan berbagai aktifitas masing-masing. Karakteristik penampilan oraganisasi ditentukan oleh manusianya sendiri, karena manusia dalam organisasi memiliki dua karakter utama, yaitu perilaku(behavior) dan gaya(style). Dua karakter manusia ini dalam sebuah organisasi sangat
dipengaruhi oleh kejiwaan (psychology) atau roh manusia.
Setiap organisasi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat senantiasa berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk tidak tergilas dari pesaing organisasi lainnya maupun karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peran dua karakter manusia tersebut diatas sangat menentukan kekuatan suatu organisasi sebagai berikut :

1. Memisahkan tugas-tugas secara tegas dan jelas setiap anggota organisasi sehingga pelaksanaannya dapat berhasil guna dan berdaya guna.

2. Memperkenal standar yang harus dipedomani,baik yang berkaitan dengan metode kerja ,maupun kontrol kerja dalam organisasi.

3. Menetapkan upah atau gaji sebagai rangsangan manusia dalam organisasi secara adil,sebagai alat pemotivasi untuk berkarya lebih giat lagi.

2. Pengertian Perilaku Keorganisasian

A. Indriyo Gito Sudarmo dan Nyoman Sudita (1997)
Bidang ilmu yang mempelajari tentang interaksi manusia dalam organisasi yang meliputi studi secara sistematis tentang perilaku struktur dan proses dalam organisasi.

B. Keith Davis dan John Newstrom (1985)
Telaah dan aplikasi pengetahuan tentang bagaimana orang-orang bertindak di dalam organisasi.

C. Gibson dan kawan-kawan (1996)
Bidang studi yang mencangkup teori, metode dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin guna mempelajari persepsi individu, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan saat bekerja dalam kelompok dan dalam organisasi secara keseluruhan, menganalisa akibat lingkungan eksternal terhadap organisasi studinya, misi dna sasaran serta strategi.

D. Stephen P.Robins (2001)
Bidang yang menyelidiki pengaruh yang ditimbulkan oleh individu, kelompok dan struktur terhadap perilaku (manusia) di dalam organisasi dengan tujuan menerapkan pengetahuan yang dapat untuk meningkatkan efektivitas organisasi.
Kesimpulannya yang dapat diambil dari uraian di muka adalah bahwa perilaku keorganisasian adalah suatu studi tentang apa yang dikerjakan oleh orang-orang dalam organisasi dan bagaimana perilaku orang-orang tersebut dapat mempengaruhi kinerja organisasi dengan bahan kajiannya adalah sikap manusia terhadap pekerjaan, terhadap
rekan kerja, imbalan , kerjasama dan yang lainnya.

E. Fred Luthan
Menurut Fred Luthan, Perilaku organisasi didefinisikan sebagai Studi dan aplikasi
dari pengetahuan tentang bagaimana orang, individu dan kelompok bertindak dalam
organisasi.
“Organizational Behavior (OB) is the study and application of knowledge about how
people, individuals, and groups act in organizations”
Ia menafsirkan hubungan manusia dan organisasi dalam bentuk keseluruhan dari seorang manusia, Selurh kelompok, dan seluruh organisasi dan seluruh sistim sosial (system approach). Sikap organisasi sangat penting bagi manajemen sumber daya manusia, karena sikap ini akan mempengaruhi perilaku –perilaku organisasi. Sikap – sikap yang berkaitan dengan kepuasan kerja dan memfokuskan pada sikap karyawan
terhadap keseluruhan (Luthan, 1985).

F. Mathis-John H. Jackson,
Perilaku organisasi adalah bagaimana anggota organisasi yakin dan menerima tujuan organisasional, serta berkeinginan untuk tinggal bersama atau meninggalkan perusahaan yang tercermin dalam tindak tanduk dalam organisasi tersebut.

G. Griffin dan kawan-kawan,
Perilaku organisasi (organisational behavior) adalah sejauh mana seseorang individu mengenal dan terikat pada organisasinya. Seseorang individu yang memiliki komitmen tinggi kemungkinan akan melihat dirinya sebagai anggota sejati organisasi.

H. Allen dan Meyer,
Ada tiga Dimensi komitment perilaku organisasi adalah :
1. Komitmen efektif (effective comitment): Keterikatan emosional karyawan, dan keterlibatan dalam organisasi,

2. Komitmen berkelanjutan (continuence commitment): Komitmen berdasarkan kerugian yang berhubungan dengan keluarnya karyawan dari organisasi. Hal ini mungkin karena kehilangan senioritas atas promosi atau benefit,

3. Komitmen normatif (normative commiment): Perasaan wajib untuk tetap berada dalam organisasi karena memang harus begitu; tindakan tersebut merupakan hal benar yang harus dilakukan.

I. Schermerhorn Jr., Hunt, & Osborn, 2008, p. 5
Perilaku Oganisasi adalah ilmu tentang individu dan kelompok dalam suatu organisasi.
“Organizational behavior is the study of individuals and groups in organizations”.

3.Komunikasi interpersonal
 Menunjuk kepada komunikasi dengan orang lain. Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok-kecil.
Model Jendela Johari memusatkan pada keseimbangan komunikasi interpersonal.
Komunikasi interpersonal termasuk:
•    Pidato
•    Komunikasi nonverbal
•    penyimpulan
•    parafrase
Memiliki komunikasi interpersonal yang baik mendukung proses-proses seperti:
•    perdagangan
•    konseling
•    pelatihan
•    bimbingan
•    pemecahan konflik
Komunikasi interpersonal merupakan subyek dari beberapa disiplin dalam bidang psikologi, terutama analisis transaksional.
Komunikasi ini dapat dihalangi oleh gangguan komunikasi atau oleh kesombongan, sifat malu, dll.

Contoh untuk Keorganisasian :
Organisasi Kemahasiswaan atau biasa disebut BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) , Kelompok ini didirikan atas tujuan untuk menyalurkan kegiatan mahasiswa dan mengatur kegiatan sedemikian rupa agar terlaksana dengan baik . 



Rabu, 17 Oktober 2012

Polri vs KPK, (Lagi-Lagi) Kasus Peralihan(?)



Rabu, 17 Oktober 2012 16:42 wib


BERITA perselisihan antara Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dengan KPK sudah sering terdengar dalam berbagai kasus. Kali ini yang terjadi adalah tentang Novel Baswedan yang ditangkap oleh Polri. Malam itu seluruh media di Indonesia memberitakan dengan gencar. Polri beralasan bahwa penangkapan Novel ini karena kasus delapan tahun yang lalu. Jadi, dari penjelasan Polri, jelas kasus ini jauh dari kasus korupsi. Tetapi jika kita cermati, kasus ini seakan-akan menjadi kasus pengalihan dari kasus korupsi yang semakin banyak terjadi hampir di setiap instansi di Indonesia.

Pertanyaan pertama kali yang muncul adalah mengapa kemudian Polri melakukan                
                                                                              Adrianaswan(foto: dok. pribadi)
penangkapan berdasarkan kasus yang sebenarnya sudah lama terjadi? Kemudian, mengapa penangkapan tersebut bertepatan dengan kasus perselisihan Polri dan KPK yang sedang memanas serta di saat banyak kasus korupsi yang tak kunjung jelas nasib para tersangkanya? Rakyat seakan dibuat terpaku dengan kasus ini, agar terus menerus membahasnya hingga terkesan lupa dengan kasus-kasus lain yang lebih besar?

Polri dan KPK memang dua badan yang sangat berperan di Indonesia. Rakyat begitu berharap agar keduanya bisa bekerjasama dalam menyelesaikan segala problematika yang terjadi di Indonesia. Ketika kasus Novel booming, harapan yang tetap adalah semoga kasus ini tidak kemudian menghambat KPK untuk tetap fokus pada kasus-kasus besar yang masih belum selesai hingga saat ini. Seperti kasus-kasus pengalihan yang sebelumnya terjadi, lambat laun kasus ini pun mulai reda pemberitaannya. Bisa jadi Novel Baswedan hanyalah korban dari kasus peralihan ini.

Segala prasangka begitu saja muncul di benak rakyat. Polri disalahkan, dan presiden pun mengatakan bahwa tindakan yang diambil Polri bukan tindakan yang tepat. Banyak pihak yang terjebak dengan opini mengenai kasus ini. Segala anggapan datang berbeda-beda dari berbagai pihak. Jika diperhatikan, berita yang tersaji tentang kasus ini pun tidak mengalami perkembangan signifikan dan terkesan selalu mengungkit masa lalu. Artinya, memang belum ada langkah konkret dalam kasus ini yang membuat rakyat terus bertanya-tanya sampai manakah nantinya kasus ini mencuat?

Rasanya, perseteruan kedua institusi yang seharusnya bersinergi dalam memberantas korupsi ini tidak akan menemui titik tengah sebelum Polri dan KPK benar-benar mau maju bersama memberantas korupsi tanpa termakan kasus-kasus pengalihan lainnya. Sejujurnya, kasus ini justru melegakan para tersangka koruptor karena media tidak seketat biasanya menjadi pengawas bagi kasus mereka. Lagi-lagi, kasus ini seolah-olah menjadi kasus pengalihan dari kasus-kasus yang terjadi dan belum selesai.

Banyak pihak yang memberikan dukungan penuh hingga melakukan aksi-aksi sebagai bentuk dukungannya. Banyak pula media yang meliput aksi-aksi tersebut. Lagi-lagi, para koruptor justru diuntungkan karena kasus Novel Baswedan berhasil memalingkan fokus masyarakat yang sebelumnya sangat ketat mengikuti berita tentang kasus korupsi. Walaupun pengalihan tersebut bersifat sementara, namun waktu yang relative pendek tersebut tetap mempunyai peluang apa saja dalam kasus besar yang kurang di sorot saat ini.

Kasus pengalihan dapat memberi peluang bagi para tersangka kasus besar yang masih dalam proses hukum. Rakyat dan media yang biasanya menjadi pengawas luas bagi para tersangka sedang disibukkan dengan kasus Novel Baswedan dan aksi-aksi dukungan untuk KPK. Bukan solusi yang didapat, namun fokus yang pecah secara perlahan membuat rakyat lupa akan banyak hal yang belum terselesaikan.

Sebagai generasi muda, dalam segala kasus hukum yang terjadi di Indonesia memang kita hanya bisa menjadi pengamat dan menunjukkan dukungan kepada pihak yang menurut kita benar dengan cara melakukan berbagai aksi. Selebihnya, kita tidak bisa masuk secara langsung dalam penanganan kasus-kasus yang terjadi. Oleh karena itu, rakyat dan media harus tetap fokus melakukan pengawasan terhadap kasus-kasus yang belum selesai tanpa harus dikaburkan oleh kasus baru yang belum jelas titik terangnya.

Film Innocent Of Muslim: Kebebasan yang Kebablasan



Hadirnya film bertajuk “Innocent Of Muslim” telah memancing berbagai polemik, kontroversi serta kemarahan umat Islam di seluruh dunia. Tercatat Chris Stevans, Dubes Amerika Serikat untuk Libya tewas sebagai “tumbal” dari pemutaran film yang melecehkan Nabi Saww itu.
Kita tak perlu melihat isi film itu secara keseluruhan, yang menurut sutradaranya “menggambarkan Islam apa adanya”, hanya dengan penggambaran sosok Nabi Saww-pun, kita telah dapat menilai bahwa betapa film itu sangat melecehkan agama Islam dan Nabi Muhammad Saww -khususnya. Sebab, dalam Islam, penggambaran atau visualisasi sosok Nabi Saww sangat dilarang dengan berbagai alasan. (Lihat artikel saya di Kompasiana, “Heboh Gambar Nabi di Solo”).
Hadirnya film itu juga melengkapi berbagai hujatan dan hinaan terhadap Nabi Saww yang marak terjadi pasca tragedi 11 September 2001. Pada medio 2005, misalnya, harian “Jyllands Posten”, Denmark, membuat karikatur Nabi Muhammad Saww. Nabi, di kartun itu, digambarkan sebagai pria yang haus darah, tahta dan wanita. Bahkan salah satu karikaturnya menggambarkan Nabi Saww yang memegang senjata laras panjang dengan sikap siaga satu. Mirip seorang teroris yang tengah beraksi.
Kemudian, pada medio 2008, politisi Belanda yang juga Ketua Partai Kebebasan (Partij voor de Vrijheid), Greet Wilders membuat film bertajuk “Fitna”, yang kemudian ditayangkan di situs Youtube. Sama dengan film “Innocent Of Muslim”, “Fitna”-pun sangat melecehkan Nabi Muhammad Saww.
Tak pelak berbagai pelecehan terhadap Nabi Muhammad Saww itu memantik reaksi yang keras dari umat Islam di seluruh dunia. Namun, sungguh disayangkan, berbagai pelecehan terhadap Islam, Nabi dan simbol-simbol yang disakralkan oleh umat Islam justru dapat melenggang bebas dengan atas nama kebebasan pers dan kebebasan berekspresi.
Sungguh, hal ini berbanding terbalik dengan kasus foto Pangeran Harry yang sedang memakai seragam milter Nazi lengkap dengan simbolnya. Foto yang dimuat oleh tabloid “The Sun” pada terbitan Januari 2005 itu segera saja memancing reaksi keras. Foto sang Pangeran dianggap melukai hati orang Yahudi, yang pernah dibantai oleh Nazi. Segera saja semua pihak yang terkait meminta maaf, baik dari keluarga Kerajaan hingga pihak tabloid “The Sun” atas dimuatnya foto Pangeran Harry tersebut.
Atau yang terbaru ialah foto Pangeran Harry yang sedang berpose telanjang bulat di salah satu hotel di Las Vegas. Keluarga kerajaan segera bereaksi dengan meminta dewan pers Inggris agar melarang seluruh media massa di Inggris untuk memuat foto bugil sang Pangeran.
Apa yang ditampakkan oleh dua kasus Pangeran Harry itu sangat berbanding terbalik dengan kenyataan yang harus diterima oleh umat Islam. Umat ini seolah ditodong oleh senjata bernama “kebebasan pers” dan “kebebasan berekspresi”. Hal yang tidak “ditodongkan” kepada dua kasus Pangeran Harry di atas.
Jika kasus foto Pangeran Harry dengan seragam militer Nazi telah dianggap melukai hati orang Yahudi, lalu bagaimana dengan film “Innocent Of Muslim”, yang jelas-jelas mem-visualkan sosok Nabi serta menggambarkan sosok Nabi Saww secara serampangan dan jauh dari fakta sejarah, kira-kira luka apa yang harus ditanggung oleh umat Islam ketika sosok Nabi Saww, yang sangat dimuliakan dan dicintai, harus menyaksikan digambarkan sebagai sosok haus darah, pedofilia bahkan homoseksual?.
Apakah ini yang dinamakan “kebebasan pers” dan “kebebasan berekspresi”?. Mengapa hal itu tidak berlaku untuk sang Pangeran dan hanya berlaku bagi kami, umat Islam. Apakah makna “kebebasan” harus dipaksa ditelan oleh kami, umat Islam yang dilukai oleh hadirnya film-film yang menghina Nabi Saww. Sementara hal itu tidak berlaku untuk “bugil”-nya sang Pangeran?.
Jika demikian adanya, maaf, kami harus mengatakan bahwa kebebasan versi penghujat Nabi Saww dan Islam adalah kebebasan yang kebablasan. Alih-alih memadamkan api radikalisme, kita justru menyemainya sehingga tumbuh dengan subur.
Tapi kami tak akan melakukan aksi anarkis atau ter-provokasi oleh film “sampah” itu. Sebab, Islam adalah “Rahmah Lil A’lamin”. Dan Nabi kami, Rasullullah Saww mengajarkan apa makna dan arti dari kata “Rahmat” itu sendiri. Sekaligus membuktikan bahwa apa yang dituduhkan kepada Islam, yang haus darah, adalah salah dan bualan belaka, yang hanya cocok sebagai dongeng penghantar tidur bagi anak-anak.

Film Innocent of Muslim Wujud Ketakutan Barat




foto: dok Okezone
foto: dok Okezone
DEPOK - Peneliti Kajian Budaya Universitas Indonesia (UI), Devie Rahmawati menilai, filmInnocent of Muslim diluncurkan sebagai upaya negara barat untuk mendeskreditkan Islam. Upaya itu sudah ada sejak kasus 9 September 2001 di World Trade Center (WTC) Amerika Serikat.

Devie menilai melalui film tersebut bisa menunjukkan ketakutan negara barat terhadap kemajuan Islam. Sejak tahun 2001, banyak hal yang berdampak kepada kehidupan negara barat khususnya Amerika Serikat.

“Ini ketakutan bangsa barat terhadap Islam, memang seperti dua sisi mata uang, pertama bisa mendorong warga Amerika Serikat mau tahu tentang islam seperti apa dan mempelajarinya jadi lebih dekat dengan islam, atau memang menuding Islam buruk,” katanya kepada Okezone, Minggu (16/09/12).

Selama ini, tambahnya, proses menjelek-jelekkan Islam sudah dimulai melalui pembuatan karikatur hingga melalui film. Baginya, dari segi komunikasi budaya, hal ini membuat umat Islam perlu kerja keras untuk menciptakan standar ganda menghadapi hinaan mereka.

“Karena bagi bangsa Barat, hal ini direspon dengan cepat. Ini ekpsresi biasa dari masyarakat biasa. Sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar, bisa dimulai dari Indonesia. Bagaimana bisa menunjukkan dirinya bahwa hinaan itu salah, direspon dengan komunikasi lain, jangan dibalas dengan kekerasan,” paparnya.

Selama ini, kata dia, Amerika Serikat selalu mengaitkan Islam dengan teroris. Padahal, kata dia, teroris di Indonesia bukan berlatarbelakang Islam, tetapi ada unsur kesenjangan ekonomi di dalamnya.

“Bagaimana Indonesia mempunyai peran strategis. Islam bukan hanya Arab, tunjukkan bahwa Islam hangat, Islam adalah jalan hidup. Memang di Indonesia Islam tak lepas dengan isu teroris, tapi kita lihat kan ada persoalan ekonomi juga yang melatarbelakangi,” tandasnya.
(trk)

Rabu, 03 Oktober 2012



                at 05.00 pm I started to get up, and then my morning prayers, after which I then resting for a moment and then I shower, then I had breakfast in the morning and getting ready to leave for college with motorcycle transport, in college I attend campus activities as appropriate, until the time is completed and I also gained back into the rented home, when he got in my rented resting for a moment and then I ate after my break, opening and reading a book, after waking up I was doing normal activities such as cleaning the room, and the room is rented, then home, shower and so forth.
it is activity to do on a typical day except Sunday, at the regular Sunday my friends and neighbors work together to clean the rented rooms and home pages.
That's a little story about my daily activities